Cari Blog Ini

Halaman

 Pondok pesantren tradisional mempunyai metode tersendiri dalam mengajarkan agama Islam terhadap santri, yaitu metode Ngaji bandongan. Kedua istilah ini sangat populer di kalangan pesantren, terutama yang masih menggunakan kitab kuning sebagai sarana pembelajaran utama.



 
 
Kedua metode tersebut kerap digunakan santri untuk menggali ajaran-ajaran Islam melalui kitab kuning atau kitab turats. 
 





Tak kalah menariknya, di pesantren juga kerap menggunakan metode bandongan atau bandungan. Istilah bandungan berasal dari bahasa Sunda ngabandungan yang berarti memperhatikan secara saksama atau menyimak. Dengan metode ini, para santri akan belajar dengan menyimak secara kolektif. Namun, dalam bahasa Jawa, bandongan disebutkan juga berasal dari kata bandong, yang artinya pergi berbondong-bondong. Hal ini karena bandongan dilangsungkan dengan peserta dalam jumlah yang relatif besar.

Penulis buku Tradisi Pesantren Zamakhsyari Dhofier mengatakan, dalam menggunakan sistem ini, sekelompok murid yang terdiri antara 5 sampai 500 orang mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan sering kali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit.

Metode ini oleh beberapa kalangan disebut juga wetonan, yang berasal dari kata wektu yang berarti waktu. Hal ini karena pengajian-pengajian tersebut hanya diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan shalat fardhu di masjid atau mushala pesantren.

Dalam mempraktikkan metode ini, seorang kiai akan membacakan kitab kuning dan menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, seperti ke bahasa Madura, Sunda, atau Jawa. Kemudian, santri menuliskan terjemahan kata demi kata seperti yang disampaikan oleh kiai tersebut. Sistem penerjemahan disampaikan sedemikian rupa sehingga para santri mudah mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu rangkaian kalimat dalam kitab kuning tersebut.

Metode bandongan adalah metode transfer keilmuan atau proses belajar mengajar yang ada di pesantren yang mengajarkan khusus pada kitab kuning. Kiai tersebut membacakan, menerjemah, dan menerangkannya. Sedangkan, santri atau murid mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiai yang memberi pengajian tersebut.



فضيلة الصوم في كتاب تنكيح القول



Sibak berbagai hadits Rosululloh dalam kitab Tankihul Qoul tentang keutamaan puasa.

نسخة من كتاب تنكيح القول (الحرمين) في فضيلة الصوم، ص. ٢٣
Berikut adalah salinan dari kitab Tankihul Qoul (cetakan Haromaen) tentang keutamaan puasa. Hal.23


قال النبي صلى الله عليه وسلم: قَالَ الله تَعَالَى: الصَّوْم لي وَأنَا أَجزِي بِهِ.

"Allah ta'ala berfirman : Puasa itu bagi-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya."
Dalam Qiil kitab tersebut juga di jelaskan oleh imam Thobroni bahwa puasa adalah ibadah yang paling di sukai oleh Alloh.

وقال صلى الله عليه وسلم: للصَّائِم فَرْحَتَان يَفْرَحُ بِهِما فَرْحَةٌ عِنْدَ إفْطَارِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ.

"Orang puasa punya dua kebahagiaan yang akan membahagiakannya, kebahagiaan ketika berbuka dan kebaagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya (di hari Qiyamah)"

وقال صلى الله عليه وسلم: لَخُلُوف فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ الله مِنْ رِيحِ المِسْكِ.

"Sungguh bau mulutnya orang berpuasa lebih harum daripada harumnya minyak misik (kasturi)"

وقال صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بالغَنِيمَةِ البَارِدَةِ قالوا يا رَسُولَ الله وَمَا الغَنِيمَةُ البَارِدَةُ؟ قال: الصَّوْمُ في الشِّتَاءِ الغَنِيمَةُ البَارِدَة.

"Tetapilah rampasan yang dingin" . Para sahabat bertanya:"Apakah rampasan yang dingin itu wahai Rasulullah?" .
Nabi menjawab: "Berpuasa pada musim penghujan itulah rampasan yang dingin".

وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَامَ يَوْما مِنْ رَمَضَانَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَإذَا تَمَّ رَمَضَانُ لا يُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ إلى الحَوْلِ الآخر، فإنْ مَاتَ قَبْلَ رَمَضَانَ آخَر جَاءَ يَوْمَ القيامَةِ وَلَيْسَ عَلَيْهِ ذَنْبٌ.

"Barang siapa berpuasa sehari bulan Ramadhan maka diampuni dosanya yang sudah terlewat dan yang akan datang, jika bulan Ramadahan berakhir maka tidak akan ditulis dosanya hingga tahun berikutnya, ketika dia wafat sebelum Ramadhan berikutnya maka ia datang di hari kiamat tanpa dosa."

وقال صلى الله عليه وسلم: لَوْ أَذِنَ الله للسَّمواتِ والأَرْضِ أنْ تَتَكَلَّما لَقَالَتَا بُشْرى لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ بالجنَّةِ.

"Seandainya Allah mengijinkan langit dan bumi berbicara niscaya keduanya akan berkata: "Kabar gembira bagi orang yang puasa Ramadhan adalah surga "

وقال صلى الله عليه وسلم: الصِّيامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أحَدِكُمْ مِنَ القِتَالِ.

"Puasa itu perisai (tutup) dari neraka seperti perisai kalian saat perang. "

وقال صلى الله عليه وسلم: الصَّائِمُ إذا أَفْطَرَ صَلَّتْ علَيْهِ المَلائِكَةُ حَتّى يَفْرَغَ.

"Para Malaikat memohonkan rahmat bagi orang yang sedang berbuka puasa hingga selesai."
Maksud dari memohonkan rahmat adalah memintakan keberkahan serta pengampunan..

وقال صلى الله عليه وسلم: لِكُلِّ شَيْءٍ زَكَاةٌ وَزَكَاةُ الجَسَدِ الصَّوْم.

"Setiap sesuatu ada zakatnya dan zakatnya badan adalah puasa"
Maksud dari zakat adalah shodaqoh..
وقال صلى الله عليه وسلم: نَوْمُ الصّائِمِ عِبَادَةٌ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ، وَذَنْبُهُ مَغْفُورٌ.

"Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya senantiasa dilipatgandakan, doanya pun dikabulkan dan serta dosanya senantiasa diampuni. "
Puasa entah puasa fardhu ataupun sunnah..

Follow for instagram ; https://www.instagram.com/serambidarurroja/?hl=id


Add for fb ;

https://mobile.facebook.com/serambi.darurroja.100?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7&ref=dbl

Keunggulan Makna Pegon

Santri di pesantren salaf atau tradisonal dituntut mempelajari kitab kuning, istilah untuk kitab ulama salaf, dengan menggunakan makna pegon. Makna gandul adalah terjemah perkata yang ditulis di bawah baris-baris kalimat bahasa Arab yang tertera dalam kitab.

Makna gandul itu bukan sekadar terjemah perkata, melainkan dilengkapi semacam rumus yang mengisyaratkan posisi kata yang dimaknai dalam ilmu tata bahasa Arab (nahwu).

Rumus huruf fa, misalnya, terletak di atas baris berfungsi menunjukkan posisi atau tarkib fail (subjek) bagi kata yang dimaknai. Dalam membaca pun, ada tata tertibnya. Makna yang harus disebut dulu, kode ataukah lafadznya.

Contoh kalimat ja`a zaidun, memaknainya ja’a ‘teko’, sopo zaidun ‘si zaid’. Kata sopo (siapa) itu adalah arti kode huruf fa di atas baris kata zaidun yang menunjukkan bahwa kata zaidun adalah fail atau subjek.

Secara umum, kebanyakan pesantren memaknai kitab kuning menggunakan bahasa Jawa, bahasa ini yang mendominasi makna-makna kitab ala pesantren. makna gandul ala pesantren ini diciptakan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan. Lalu apa sih keunggulan makna gandul ala pesantren salaf ini? Berikut 5 ulasannya:



1. Menguatkan dan Menjaga Tradisi Ilmu Nahwu
Dalam sebuah ungkapan dikatakankan “Nahwu adalah bapaknya ilmu, dan Sharaf adalah ibunya.” Ungkapan ini banyak tercantum dalam mukadimah kitab-kitab nahwu dan sharaf.

Nahwu sebagai ilmu gramatika Arab merupakan disiplin ilmu untuk mengetahui posisi setiap kata, yang mana dalam bahasa Arab hal ini berpengaruh pada harakat akhir setiap kata. Istilahnya i’rab. Sementara itu, sharaf merupakan ilmu yang meneliti perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain.

Dengan makna gandul ala pesantren, santri terlatih mengenal istilah-istilah pokok dalam nahwu dan memahami perubahan masing-masing kata ketika kata tersebut telah beralih dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

2. Menjaga Keindahan Makna

Dalam tradisi makna gandul, santri dibiasakan mengenal dan mengaplikasikan nahwu dan sharaf. Dari ketatnya pemaknaan ini lahirlah ketelitian memahami maksud setiap ungkapan dari kitab. Ketelitian inilah yang tak begitu saja ditemukan dalam kitab yang sudah berbentuk terjemah.

Sebuah kalimat bahasa Arab dalam terjemah bahasa Indonesianya bisa sama, tetapi kalau dalam bentuk orisinilnya bisa saja memiliki maksud berbeda. Karena setiap olah posisi dalam bahasa Arab mengandung tekanan arti tersendiri yang sulit diungkapkan dalam penerjemahan. Disinilah keindahan dan kedalaman makna bisa terjaga dan diresapi.

3. Mendidik Rapih dan Teliti

Kalau kita lihat cetakan kitab-kitab pesantren zaman dahulu, rata-rata gundul tanpa harakat, tanpa koma, dan paragraf. Paling hanya tanda titik saja yang mengakhiri penjelasan panjang. Kerapatan antar baris biasanya setara dengan ketikan spasi ganda atau malah kurang.

Santri diajari menyelipkan tulisan makna sedemikian rupa di antara spasi-spasi itu. Butuh ketekunan, pembiasaan serta waktu lama untuk mahir memaknai ala pesantren ini hingga menghasilkan tulisan yang rapi dan teliti. Bisa terbaca oleh orang lain adalah ukuran sukses dari penulisan makna gandul.

4. Melatih Konsentrasi dan Fisik

Pengajian kitab kuning di pesantren biasa disebut bandongan. Prosesnya, guru atau kiai membaca kitab dan santri menulis makna. Sesekali diselingi keterangan dan penjelasan dari guru. Panjang pendeknya uraian keterangan tergantung kelimuan guru dan situasi serta tuntutan khatam.

Oh ya, tuntutan khatam biasa jadi patokan kajian kitab di pesantren. Para kiai dan santri berharap berkah dengan mengaji kitab hingga tuntas. Kadang kalau sudah mendekati batas waktu khataman yang telah ditentukan, maka ritme baca kitab bisa semakin cepat. Ngebut.

Hal ini menuntut santri untuk lebih berkonsentrasi. Dibutuhkan keseimbangan maksimal antara telinga yang mendengar suara guru, mata yang mencari posisi tepat menulis makna, dan tangan yang harus lincah menulis.

5. Memahami Maknadengan Detail
Pemaknaan kitab ala pesantren menghasilkan pemahaman makna lebih detail dengan mengerti kedudukan masing-masing kata ditinjau dari ilmu Nahwu dan Sharaf, serta ilmu alat lain. Dalam pemaknaan kalimat-kalimat sastra, memerlukan andil ilmu Balaghah (bagian dari ilmu sastra Arab) dalam mengungkap keindahannya.

Meskipun terkadang para santri terkendala dalam proses penerjemahan makna, tetapi pada dasarnya mereka memahami arti dalam ungkapan yang disampaikan pengarang kitab dengan lebih mendalam.



Ketelitian ini melahirkan kehati-hatian dalam memahami setiap dalil agama. Disisi lain, santri yang telah mengerti betapa rumitnya ilmu tata bahasa Arab tidak akan begitu saja mengekor pada buku-buku terjemahan.

Bagi kaum santri, memahami keterangan dari kitab kuning sama halnya mengaji kepada ulama yang menulis kitab tersebut. Santri juga menyadari betapa sulitnya ijtihad langsung dari nash Alquran dan Hadis tanpa memperhatikan dan mengikuti keterangan para ulama. Sehingga mereka merasa geli ketika ada orang yang anti taqlid mazhab ternyata hanya bermodal buku-buku terjemahan.

Follow for instagram ; https://www.instagram.com/serambidarurroja/?hl=id


Add for fb ;
https://mobile.facebook.com/serambi.darurroja.100?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7&ref=dbl

Keistimewaan Ilmu @UqudulJumanIII

Alasan kenapa nabi Sulaiman memilih ilmu di banding kerajaan.


'Alama Ya'lamu 'Ilman, yang terletak menjadi masdar dan mempunyai definisi menunjukkan arti dirinya sendiri,. Lantas dari 'ilman kok menjadi ilmu ??? Pengen tau jawabannya ?, ayo mondok !!!


Sebagian ulama' berpendapat bahwa Ilmu terdapat 3 huruf di dalam nya yaitu 'ain lam dan mim, yang di mana dari ketiga huruf tersebut memiliki makna yang berbeda beda.. 'Ain yang mustaq (dicetak) menjadi lafadz 'illiyyin yang bermakna derajat luhur (tinggi)
Dan Lam yang mustaq menjadi lafadz Lathif yang mempunyai makna kelembutan..
Sedangkan Mim ialah mustaq menjadi lafadz mulku yang mempunyai makna keraton (kerajaan)..
Dengan secara tidak langsung mereka yang berilmu pasti mendapatkan ke 3 tafsiran tersebut....

Karena itu ada sebuah riwayat dari ibn Abbas RA bahwasanya memilih antara ilmu dan kerajaan yang mana di peruntukkan kepada nabi Sulaiman, dan ternyata nabi Sulaiman memilih ilmu. Alhasil nabi Sulaiman mendapatkan ilmu tersebut dan juga mendapatkan kerajaan yang tidak beliau pilih..

Gambaran dari hadits di atas adalah shohibul ilmi (orang yang memiliki ilmu) senantiasa ia akan mendapatkan derajat tinggi, kelembutan serta kerajaan yang di masa sekarang ini kerajaan adalah wujud dari kemulyaan..

Menurut Qiil (pendapat) yang lain, kemulyaan ilmu itu sendiri di tunjukkan dari ayat Alloh yang di tujukan kepada Nabi Muhammad "ucapkanlah wahai muhammad ; wahai tuhanku aku berharap engkau menambahkan ilmu kepadaku" karena nya, Alloh memberi setiap ilmu kepada Rosululloh dan tidak memerintahkan untuk mencari kelebihan selain kelebihan dalam ilmu..

📖 Durotun Nasihin sh. 15...

Follow for instagram ; https://www.instagram.com/serambidarurroja/?hl=id

Add for fb ;
https://mobile.facebook.com/serambi.darurroja.100?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7&ref=dbl
Semarak Seribu Terbang dalam rangka menyambut Haflah Akhirussanah 2019 dan menyambung tali sailaturrahmi antar  santri ponpes Darur Roja' dan IPNU - IPPNU se_kecamatam srengat..

Acara tersebut sudah berlangsung sejak 2015 lalu, sejak berdirinya jam'iyah Mitro Sejati milik Iksad (ikatan santri alumni darur roja'),

Seperti tahun tahun yang telah berlalu, satu hari sebelum hari H haflah akhirussanah, ponpes darur roja' menyelenggarakan acara gebyar sholawat yang biasanya hanya mengundang 2 sampai 3 grub hadroh sekitar, namun acara kali ini selain di isi oleh team hadroh Arja'ur Roja' dari ponpes darur roja' dan team hadroh Qurroth A'yun dari ponpes darur roja' putri, juga di isi oleh team hadroh dari IPNU - IPPNU se_kecamatan srengat.. yang mana acara tersebut akan di selenggarakan pada jum'at malam sabtu 19 April 2018 pukul 19:00 WIB, yang bertempat di panggung utama halaman ponpes darur roja'..


Follow for instagram ; https://www.instagram.com/serambidarurroja/?hl=id

Add for fb ;
https://mobile.facebook.com/serambi.darurroja.100?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7&ref=dbl

📷 jamil_musthofa

Haflah Akhirussanah 2019

Haflah Akhirussanah 2019..



pondok pesantren salafiyah Darur Roja' desa selokajang kecamatan srengat kabupaten blitar jawa timur.. pada sabtu malam ahad 20 April 2019 di halaman pondok pesantren Darur Roja'..
Yang dalam acara ini di isi oleh muballigh dari nggronggo kediri jawa timur Agus Ahmad Faris..
Seperti biasa acara tasyakuran haflah yg nanti nya akan di isi dengan muhafadzoh dari kelas tsanawi I dan tsanawi II kemudian di lanjut dengan wisuda dari tingkat ibtida'iyah, tsanawiyah, dan 'Aliyah sebagai pra acara.. berlanjut ke acara inti yg nantinya akan di isi dengan pembukaan oleh mc, qiro'atul Qur'an, sambutan - sambutan dan kemudian Mauidzoh hasanah..

Tentang gambar lain ;



Add for fb ;
https://mobile.facebook.com/serambi.darurroja.100?ref_component=mbasic_home_header&ref_page=%2Fwap%2Fhome.php&refid=7&ref=dbl

📷 jamil_musthofa
"Assalamu'alaikum pak mau tanya masalah sholawat yang di tulis di awalan kitab, saya sering melihat kitab kang kang kok setiap kitab pasti ada sholawat nya itu bagaimana ?"

Trimakasih atas pertanyaannya dan maaf baru bisa menjawab nya..

Memang ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang anjuran menulis sholawat pada kitab, seperti hadits Nabi yang di ungkapkan oleh Syaikh Imam Al Alim Alfadil Abi Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi dalam kitab beliau Kasyifatussaja sh.4..
"من صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تصلى عليه ما دام اسمي في ذالك الكتاب"
"Siapapun yang bersholawat kepadaku dalam kitab, maka malaikat terus menerus bersholawat juga kepada orang itu., selagi tulisan sholawat tersebut utuh dalam kitab tersebut"
Kemudian syaikh abdul Mu'thi Assamlawi menafsiri hadis tersebut demikian "siapapun yang menulis sholawat dan bersholawat serta membaca sholawat yang telah di tulis tersebut pada karangan yang bersifat keilmuan, maka Malaikat tidak henti nya mendoakan penulis itu dengan keberkahan ataupun memintakan ampun atas penulis itu..

Dalam versi lain juga di sebutkan dalam muqoddimah kitab Iddatul Farid (Faroid) "kitab yang menerangkan tentang membagi waris" demikian ;

من صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تستغفر له ما دام اسمي في ذالك الكتاب"، المراد من اسمه اللفظ الدال عليه ولو ضميرا او وصفا نحو "عليه الصلاة والسلام" او "والصلاة والسلام على البشير"

Dalam segi makna pun juga sama, dalam artian malaikat pun tak hentinya memintakan ampun kepada penulis selama tulisan sholawat tsb utuh.

Tafsiran dalam kitab tersebut tentang asma (nama) adalah lafadz yang menunjukkan arti Rosululloh, walau itu dlomir (lafadz yang kembali kepada Rosululloh) atau sifat sekali pun. Seperti " 'Alaihissholatu wassalam" dan "Assholatu wassalamu 'alalbasyiir (Nabi yang berbahagia)"....

Khidmah ..

Pondok pesantren, yang mana sejak awal berdiri, pesantren di identikkan dengan belajar, mengaji, dan khidmah, baik pada romo yai atau pada pesantren sendiri. Atau biasa di sebut khidmah kepada santri.
Kebudayaan ini telah berlangsung lama hingga sekarang. Kebanyakan keberhasilan orang yang keluar dari pesantren bukan karena kepintaran atau lamanya di pesantren. Tetapi karena kemuliaan akhlaknya di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat. Kemuliaan akhlak tersebut tidak akan didapatkan saat ia mulai terjun di masyarakat, tetapi harus dimulai dan dibiasakan saat ia masih dipesantren. Dan juga perlu diingat bahwa jika seseorang berada dilingkungan baru, ia akan disoroti oleh masyarakat setempat. Mereka akan menelusuri darimana, bagaimana, siapa, tentang orang baru itu. Jika ditemukan suatu nilai yang bersifat negatif maka ia akan sulit memperoleh tempat disisi lingkungan tersebut. Dan juga berlu diingat bahwa, kejelekan akan mudah dicium dan menyebar serta sulit dihilangkan dari pada kebaikan.


Khidmah adalah sebuah kebutuhan, bukan tuntutan. Jika seseorang ingin dilayani, ia harus mau melayani. Bukankah bantuan termasuk kebutuhan?

Namun kesadaran akan kebutuhan untuk berkhidmah semakin merosot. Kebanyakan santri hanya terpaku pada jadwal yang dibuatkan oleh pengurus, sehingga jika tidak ada piket ia enggan mengerjakannya. Yang merepotkan lagi jika ada yang taat pada peraturan. Yang juga merepotkan adalah jika hal tersebut tidak bisa dijadwal atau sesuatu yang jarang ada ahlinya. Maka yang bertanggung jawab lagi adalah pengurus. Mungkin memang pengurus tersebutlah yang akan sukses hidupnya. Sebuah tanggung jawab, bagi orang yang komitmen, akan menjadikannya orang yang cerdas karena selalu berfikir akan tanggung jawab tersebut...

Khidmah termasuk sunnah shohabat ketika bersama Nabi. Shohabat menjadi mulia karena khidmah, keyakinan dan kesungguhannya pada nabi. Setinggi-tingginya derajat shohabat adalah yang paling kidmah dan yakin pada nabi. Sebagaimana shohabat adalah santri, karena ulama' adalah pewaris nabi dan orang yang di sekeliling ulama' atau kiyai adalah santri. Sebagaimana shohabat di sekeliling nabi..

Ketika seorang santri jauh dari yang namanya khidmah, ia akan lepas kendali. Khidmah adalah awal tanggung jawab seorang santri. Banyak juga yang mengatakan bahwa rizqi seorang santri kelak jika ia sudah pulang, itu tergantung bagaimana cara ia berkhidmah saat di pesantren. Namun perkataan tersebut ternyata membawakan fakta. Dan juga banyak dari kalangan kyai yang beliau lebih suka kepada santri yang mau berkhidmah namun dalam sengi ilmu nya ia pas pasan, di banding dengan santri yang dalam segi ilmu nya luar biasa, namun ia tak mau khidmah...

Inspirasi secangkir kopi @serambidarurroja

Kebesaran Adab Sayyidina Ali bin Abi Tholib..


Nuskhoh dari kitab Mawa'idul Usfuriyah, yang mana diceritakan dalam sebuah hadits, bahwa suatu hari sahabat Ali tengah terburu-buru menuju ke masjid untuk melakukan sholat subuh berjamaah. Di tengah perjalanan menuju masjid, beliau bertemu dengan seorang kakek yang berjalan di depan beliau dengan santai dan perlahan.

Demi menghormati dan memuliakan kakek tersebut, sahabat Ali bin Abi Tholib tidak mendahului jalan, beliau berjalan di belakang sambil menunggu si kakek meskipun beliau sedang terburu-buru untuk sholat subuh berjamaah. Sesampai di depan masjid, kakek tersebut ternyata tidak masuk ke masjid, padahal secara umum para sahabat selalu sholat berjamaah bersama Rosulullah SAW.

Sahabat Ali bin Abi Tholib baru menyadari bahwa kakek tersebut adalah orang Nasrani, segera beliau masuk ke masjid meskipun beliau telat. Di sana beliau mendapati Rosulullah SAW dan para jamaah sedang dalam keadaan ruku’, tanpa basa-basi beliau langsung niat memasuki sholat dan mengikuti sholat subuh berjamaah.

Setelah sholat subuh berjamaah selesai dilakukan, para sahabat terheran-heran karena Rosulullah SAW memanjangkan waktu ruku’ yang tidak seperti biasanya, kira-kira dua kali lebih lama. Para sahabat pun bertanya kepada Rosulullah SAW “Wahai Rosulullah, mengapa Engkau memanjangkan waktu ruku’ pada sholat subuh kali ini, Engkau bahkan tidak pernah melakukan yang seperti ini sebelumnya ?”

Rosulullah SAW pun menjawab “Ketika aku sedang ruku’ dan membaca subhanallahil adhim seperti halnya bacaan wiridku, aku ingin mengangkat kepalaku, tiba-tiba malaikat Jibril datang dan menahan punggungku sehingga aku ruku’ lebih lama. Dan setelah malaikat Jibril melepaskannya, kemudian aku baru mengangkat kepalaku (untuk melakukan i’tidal)”. Para sahabat pun bertanya kembali “Mengapa malaikat Jibril melakukannya ?”. Rosulullah SAW menjawab “Aku tidak bertanya tentang itu kepadanya”.

Tak lama kemudian, malaikat Jibril pun datang dan menceritakan alasan ia menahan ruku’ kepada Rosulullah SAW “Wahai Muhammad, sesungguhnya Ali sedang tergesa-gesa menuju masjid dan ia bertemu dengan seorang Kakek dari Nasrani, sedangkan Ali tidak mengetahui bahwa ia adalah orang Nasrani. Demi menghormatinya, Ali tidak mendahului jalan dan menjaga haknya (hak untuk mendahului), maka Allah memerintahkan kepadaku untuk menahan ruku’mu”.

Malaikat Jibril pun menambahi “Ini bukanlah hal yang aneh, dan yang lebih aneh, sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk menahan matahari agar tidak terbit karena Ali”. Sesaat setelah mendengar alasan malaikat Jibril, Rosulullah SAW menceritakannya kepada para sahabat sehingga mereka mengerti alasan mengapa malaikat Jibril menahan ruku’ Rosulullah SAW cukup lama.
📖 Mawa'idul Usfuriyah sh. 3-4 Alhadits Ats tsalits...
📸 Agus Muhammad Hibatulloh. Semoga kita senantiasa di akui sebagai santri oleh beliau.. amiin..

Formulir Pendaftaran Ponpes Darur Roja' Selokajang srengat Blitar..

Monggo, pondok pesantren darur roja' menerima santri didik baru, yang beralamatkan di desa selokajang kec. srengat kab. blitar prov. Jawatimur..
di sini juga menyediakan sekolah formal mulai dari SD SMP dan SMA yang bertempat dalam area pondok pesantren.. juga MADRASAH HIDAYATUL MUBTADIIN yang berjenjang TPQ IBTIDAIYAH TSANAWIYAH dan ALIYAH..