Cari Blog Ini

Halaman

 Pondok pesantren tradisional mempunyai metode tersendiri dalam mengajarkan agama Islam terhadap santri, yaitu metode Ngaji bandongan. Kedua istilah ini sangat populer di kalangan pesantren, terutama yang masih menggunakan kitab kuning sebagai sarana pembelajaran utama.



 
 
Kedua metode tersebut kerap digunakan santri untuk menggali ajaran-ajaran Islam melalui kitab kuning atau kitab turats. 
 





Tak kalah menariknya, di pesantren juga kerap menggunakan metode bandongan atau bandungan. Istilah bandungan berasal dari bahasa Sunda ngabandungan yang berarti memperhatikan secara saksama atau menyimak. Dengan metode ini, para santri akan belajar dengan menyimak secara kolektif. Namun, dalam bahasa Jawa, bandongan disebutkan juga berasal dari kata bandong, yang artinya pergi berbondong-bondong. Hal ini karena bandongan dilangsungkan dengan peserta dalam jumlah yang relatif besar.

Penulis buku Tradisi Pesantren Zamakhsyari Dhofier mengatakan, dalam menggunakan sistem ini, sekelompok murid yang terdiri antara 5 sampai 500 orang mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan sering kali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap murid memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit.

Metode ini oleh beberapa kalangan disebut juga wetonan, yang berasal dari kata wektu yang berarti waktu. Hal ini karena pengajian-pengajian tersebut hanya diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan shalat fardhu di masjid atau mushala pesantren.

Dalam mempraktikkan metode ini, seorang kiai akan membacakan kitab kuning dan menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, seperti ke bahasa Madura, Sunda, atau Jawa. Kemudian, santri menuliskan terjemahan kata demi kata seperti yang disampaikan oleh kiai tersebut. Sistem penerjemahan disampaikan sedemikian rupa sehingga para santri mudah mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu rangkaian kalimat dalam kitab kuning tersebut.

Metode bandongan adalah metode transfer keilmuan atau proses belajar mengajar yang ada di pesantren yang mengajarkan khusus pada kitab kuning. Kiai tersebut membacakan, menerjemah, dan menerangkannya. Sedangkan, santri atau murid mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiai yang memberi pengajian tersebut.