(فصل) ولا يصح صوم رمضان الا بتعيين النية وهو ان ينوى انه صائم من رمضان ......
Puasa ramadhan, tidak sempurna bahkan tidak ada keafsahan didalamnya, bagi seseorang yang melakukannya tanpa mentertentukan niat, menentukan bahwa memang ia berpuasa romadhon..
Lalu apakah harus ditentukan bahwa niat yang semacam itu untuk niat dalam kefardhuan ? Ataukah cukup dengan hanya berniat puasa ramadhan saja ?.. ada 2 pendapat yang membahas dalam hal ini..
> قال ابو إسحق يلزمه ان ينوي صوم فرض رمضان لأن صوم رمضان قد يكون نفلا في حق الصبي فيفتقر الى نية الفرض لتميزه من صوم الصبي
Yang pertama pendapat menurut Abu Ishaq "wajib bagi seseorang untuk berniat puasa ramadhan yang bersifat fardhu. Karna puasa ramadhan itu terkadang dihukumi sunnah bagi anak kecil, maka niat puasa ramadhan itu membutuhkan ketertentuan yaitu menertentukan bahwa puasa ramadhan memang fardhu, untuk membedakan antara puasa nya anak kecil..
> وقال أبو على بن ابي هريرة لا يفتقر الى ذلك لأن رمضان فى حق البالغ لا يكون الا فرضا فلا يفتقر الى تعيين الفرض
Yang kedua pendapat menurut Abu Ali ibn Abi Huroiroh "niat yang semacam itu tidak perlu menertentukan bahwa puasa ramadhan itu fardhu,. Karna puasa ramadhan atas orang yang baligh (dewasa) itu memang fardhu, maka yang sedemikian, tidak perlu untuk menentukan akan kefardhuannya puasa ramadhan...
📖المهذب الجزء الأول ص ١٨١
Tidak ada komentar:
Posting Komentar